Sabtu, 24 Oktober 2009




KASIH DAN RESIKO

anggonku bisa nindakake apa-apa iku marga saka pakaryaning Allah
II Korinta 3:1-6 (5)


Ada kisah tentang sekelompok tikus yang bertekad memerangi kekejaman kucing. Para tikus sependapat untuk mengalungkan genta-kecil (lonceng) pada leher Kucing, untuk mengetahui kalau kalau sang kucing datang. Bukankah dengan mengetahui secara dini kedatangan kucing, maka setidaknya tikus-tikus dapat ancang-ancang untuk lari langkah seribu menyelamatkan diri. Namun, persoalannya ialah tikus manakah yang memiliki nyali sebesar itu untuk mengalungkan genta-kecil di leher kucing yang ganas itu? Seberapa pun besarnya akal sehat itu tetapi ternyata masih jauh lebih besar kalkulasi terhadap resiko? Kalkulasi resiko membuat ciut nyali para tikus? Wajar dan bisa dipahami ketakutan-ketakutan para tikus mengalahkan akal sehatnya?

'Mentalitas tikus' dalam gambaran diatas, seringkali tampak juga dalam kehidupan kita sebagai orang beriman. Jika ibarat sebuah buku, mungkin saja hidup kita telah menorehkan sedemikian banyak tulisan kata-kata indah tentang iman. Ada banyak hal yang dapat kita katakan dengan pasihnya tentang berbagai-bagai sisi kesaksian Alkitab. Bisa jadi kita bahkan salah seorang yang memiliki kemampuan menghafalkan ayat-ayat Alkitab. Namun, sebanyak yang kita ketahui itukah semangat dan kemauan untuk mewujudkannya dalam kehidupan kita? Kutipan berikut ini bisa memberi wacana terhadap jawaban itu: ‘Aku selalu dikenal sebagai orang yang rajin menghadiri kebaktian di gereja,’ tutur John Wooden. ‘Tetapi itu terutama demi penampilan belaka, sampai ketika aku menerima Kristus pada usia tiga puluhan. Aku telah mendapati bahwa orang-orang-orang Kristen yang berserah dapat menerima kesengsaraan dan kegagalan jauh lebih baik daripada mereka yang tidak berserah kepada Kristus’ (DARI KEGAGALAN MENUJU SUKSES. Dave Dean. BPK Gunung Mulia 1990. H 126)

Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
Rasul Paulus seorang pemberita Injil yang seluruh hidupnya dipertaruhkan untuk melayani TuhanNya. Riwayat pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus tidak pernah putus dari sejumlah kepahitan dan penderitaan yang terus menerus. Namun demikian, ia tidak pernah mengeluh akan segala penderitaanNya sebagai pewarta Injil. Sebagai seorang pelayanan yang punya nyali, ia tidak akan surut dari membela kebenaran sekalipun harus dimusuhi semua orang. HIDUP DAN MATI MILIK TUHAN merupakan salah satu keyakinan yang melandasi pelayanan Injil yang dilakukan Rasul Paulus. Keseluruhan hidup Rasul Paulus sepenuhnya berada di tangan kemahakuasaan Tuhan. Itulah sebabnya ia mengatakan: ‘hidup dan matinya adalah milikNya’ (Fil 1:21). Oleh karenanya, ia tidak pernah takut terhadap resiko panggilan menggenapi pelayananNya. Mungkin saja, sebagai manusia biasa, rasul Paulus juga takut akan kematian. Namun, ia memahami kematian yang bersifat pisik akan sangat mengerikan ketika kematian sessungguhnya ialah bahwa hanya Tuhan yang dapat mematikan jiwa (Mat 10:28 bdk.Mat 10:39 16:25 Mk 8:35 Lk 9:24). Kepercayaan bagaikan oasis dalam sanubari Paulus yang membuat pelayanannya nyaris tidak pernah kering oleh teriknya panas derita, kematian, kesulitan. Bermacam-macam kesulitan dan penderitaan yang dialami Rasul Paulus tidak melemahkan semangat melainkan malah menjadi semacam pupuk yang menyuburkan pelayanannya.
Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan Paulus 46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain 50. Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas (Kis 13:45-46,50)

19.Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya keluar kota, karena mereka menyangka bahwa ia telah mati (Kis 14:19 Ke Ikonimum. Listra dan Derbe)

5. Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota 13 Tetapi ketika orang-orang Yahudi dari Tesalonika tahu, bahwa juga di Berea telah diberitakan firman Allah oleh Paulus, datang jugalah mereka ke sana menghasut dan menggelisahkan hati orang banyak (Kis 17:5,13)


35 Ketika sampai ke tangga Paulus terpaksa didukung prajurit-prajurit karena berdesak-desaknya orang banyak, 36 yang berbondong-bondong mengikuti dia, sambil berteriak “Enyahkanlah Dia!” (Kis 21:35-36)

12 Dan setelah hari siang orang-orang Yahudi mengadakan komplotan dan bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum sebelum mereka membunuh Paulus (Kis 23:12)

Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah
Tidak hanya itu, Paulus juga tetap setia kepada pelayanan Tuhan Yesus ketika ia dijadikan bulan-bulanan para penguasa yang menjadikan dirinya sebagai musuh negara dan agama - ‘tahanan/ narapidana’ (Kis 21:27 22:30-23:11). Dalam rekayasa menambah kebencian orang banyak kepada diri Paulus, dihembuskan rumor PENYAKIT SAMPAR (Kis 24:5), sesuatu yang fatal akibatnya. Tuduhan penyebab sampar potensial menjadikan Paulus sebagai orang yang harus dijauhi karena membawa sial dalam masyarakat. Rasul Paulus mengalami konflik internal, dalam perdebatan mengenai ‘sunat’, salah satu akibatnya ia bentrok dengan Rasul Petrus (Gal 2:11-14). Melalui II Timotius 4:1-8 (6-8) kita bisa belajar sisi lain, tentang kepastian kesetiaan Rasul Paulus dalam melayani Tuhan, ia tidak leda-lede, tidak terganggu karena kepahitan hidupnya bahkan ketika kematiannya sudah begitu dekat. BERSERAH - BUKTI KESETIAANKasih, adalah kata kunci untuk memahami semua ketabahan Paulus menghadapi kesulitannya. Paulus sangat yakin, bahwa apa yang dilakukannya adalah bentuk kesetiaan dan ketaatanNya pada Tuhan Yesus yang diberitakannya. Jalan salib juga berlaku bagi dirinya sebagaimana yang juga dijalani Tuhan Yesus,

3 Ia menerangkan kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: “Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu.” (Kis 17:3)

2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran (II Tim 4:2).


Wacana kesaksian-hidup Rasul Paulus mengekpresikan bukti aktual kebenaran hakekat kasih sebagai fondasi iman Kristen.

13 Demikian tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, penghararapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (I Kor 13:13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGKAN FIRMAN

RENUNGKAN FIRMAN

Pengikut