Kamis, 21 Mei 2009

AGAMA TANPA AGAMA


Pembacaan Kejadian 18:1-15 (Markus 14:36)


Kesabaran manusia itu ada batasnya! Sampai seberapa jauhkah kesabaran itu? Pada batas terjauh kesabarannya – ketika ketuaan datang (telah kehilangan keperkasaan, jalan pun sudah gontai, tatapan telah pudar) – manusia bisa saja kehilangan gairah.

Nglokro – Abraham dan Sara telah tua renta, namun janji akan anak belum terwujud juga (Kej 12: ). Sara menganggap suatu kemustahilan hidup, ia tertawa “lelucon” macam apa sebenarnya? Kenapa Tuhan tidak memakai yang,

Akal budi manusia menjadi semacam ‘conditions of possibility’ yang memisahkan antara apa yang-mungkin dan apa yang-mustahil, apa yang masuk akal dan apa yang berada di luar penalaran akal budi manusia. Akal budi manusia adalah hakim, malah satu-satunya Hakim, dalam apa yang disebut Kant ‘tribunal of reason.

Garis batas yang dibuat Kant membuat agama hanya mungkin dibayangkan “dalam batas-batas akal budi semata”, seperti judul buku Kant yang jadi cetak biru pandangan Pencerahan. Dan diam-diam kita, manusia modern yang jadi ahli waris Kant, mengikuti batas-batas yang digariskannya. Cerita-cerita Kitab Suci, seperti Perawan Maria yang melahirkan tapi tetap perawan, atau Musa yang membelah laut dengan pukulan tongkatnya, berada dalam kategori yang sama dengan seri “Kismis” di televisi, sebagai sesuatu yang berada di luar penalaran akal budi semata, sebagai “yang-mustahil.”.


14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." 15 Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"


Agama adalah “perjanjian dengan yang-tak-mungkin”, yang dikobarkan oleh “gairah bagi yang-tak-mungkin” (passion of the impossible) yang terus-menerus mendorong orang untuk menabrak dan melewati batas-batas kemungkinan manusiawi. Menjadi orang religius, karenanya, adalah menjadi “orang-orang yang tak mungkin”, orang-orang yang dibakar oleh gairah bagi yang-tak-mungkin, para pencinta yang mencintai habis-habisan dengan cinta yang tak berkesudahan, orang-orang yang berharap dengan harapan yang mengatasi segala pengharapan, hope against all hope (Roma 4:18).


Kejadian 18:14 (Sara tertawa – Mati haid akan hamil – Roma 4:18 Ibrani 11) – I Raja 19:10 ( Elia - I Raja 19:18 1:7000 orang) – Kejadian 6:9-22 Nuh membuat Bahtera – Yunus 4 - Allah mengasihi bangsa-bangsa – Mat 26:69-75 Petrus menyangkal Tuhan Yesus (Mk 14:66-72 Lk 22:56-62 Yoh 18:15-18, 25-27) – Matius 1:37 Maria Hamil - Pedang dan Credit Card – dsbnya


John D.Caputo (yang diambil alih dari Jacques Derrida) berbicara tentang “agama tanpa agama” (religion without religion), seyogianya dipertimbangkan secara serius bagi siapa pun yang akan bergumul dengan “agama”, “berbicara tentang Allah” (theos-logos) pada jaman sekarang,. Kalau tidak maka setiap diskursus tentang agama dan teologi hanya akan jadi omong kosong, atau basa basi belaka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGKAN FIRMAN

RENUNGKAN FIRMAN

Pengikut