Senin, 18 Mei 2009

OH . . . . HARGA DIRIKU?


Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"

Dalam kehidupan kita sehari-hari, harga diri menjadi sesuatu yang sangat penting. Ketika harga diri seseorang merasa dilecehkan, seseorang akan melakukan apa pun untuk membela dirinya. Tak terkecuali bagi nabi Yunus yang merasa harga dirinya sebagai nabi seakan-akan dilecehkan Tuhan? Tuhan pernah memerintahkan agar memberitakan hukuman kota Ninive yang berpenduduk 120.000 orang. Nabi Yunus dengan lantang dan penuh semangat menyampaikan penghukuman Tuhan kepada penduduk Niniwe diberbagai tempat. Namun sungguh mengecewakan, ternyata dalam Yunus 4 Tuhan membatalkan hukuman? Kekecewaan Nabi Yunus diucapkan dalam Yunus4:3 ialah: 'jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." Nabi Yunus merasa malu, ia akan dituduh sebagai nabi yang plin plan bahkan bisa jadi lebih dari pada itu. Harga dirinya sebagai nabi, sungguh-sungguh telah dipermalukan Tuhan? Bukankah Tuhan sendiri tahu kalau nabi Yunus semula menolak panggilan ke Niniwe, bahkan sampai ia harus ditelan ikan?

Namun, kini Tuhan juga yang mempermalukan nabi Yunus. Apa kata orang nanti terhadap pemberitaannya yang berbubah-ubah? Ada sebuah pertanyaan penting, manakah yang terlebih penting antara perasaan 'harga diri' sebagai nabi dengan 'pengampunan' Tuhan kepada 120.000 orang penduduk kota Niniwe? Bagaimana mungkin, nabi Yunus seakan-akan memaksa Tuhan untuk tetap menghukum kota Niniwe dengan cara mengatakan lebih baik mati? Bukankah seharusnya nabi Yunus bersyukur karena Tuhan menyelamatkan ratusan ribu orang dan sejumlah ternak mereka? Benarkah bahwa Yunus 4 mengajarkan bahwa 'harga-diri' tidak lebih penting dari 'ketaatan akan Tuhan'?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGKAN FIRMAN

RENUNGKAN FIRMAN

Pengikut